Berkomitmen Menjaga Kualitas Perkaderan, PWNA Jawa Timur Kukuhkan SINISA

Upgrading dan Pengukuhan SINISA PWNA Jawa Timur

nasyiahjatim.or.id
Upgrading dan pengukuhan satuan instruktur Nasyiatul Aisyiyah (SINISA) Jawa Timur dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama berlangsung pada hari Sabtu dengan moda daring (27/7). Hari kedua dilaksanakan hari Ahad secara luring bertempat di Aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (28/7).

Kegiatan ini diikuti oleh 27 instruktur baik dari unsur Pimpinan Wilayah maupun Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. 

Beberapa materi disampaikan pada acara ini, antara lain stadium general dengan topik pembahasan terkait urgensi, dinamika, dan tantangan perkaderan Nasyiatul Aisyiyah yang disampaikan oleh Annisa Nur Fitriana, S.S.T., Ketua Departemen Kader PPNA.

Dilanjutkan dengan materi pertama yaitu Sistem Perkaderan Nasyiatul Aisyiyah oleh Dr. Norma Sari, S.H., M.Hum., Ketua PPNA 2012-2016. Materi kedua membahas tentang Nasyiah dalam gerakan sosial oleh Rinrin Marlia Azhary, S.S., Ketua PPNA.

Agenda hari kedua dilaksanakan secara luring dengan materi pertama tentang urgensi dan dinamika perkaderan di Jawa Timur. Materi ini disampaikan oleh Moh. Mudzakkir, M.A., Ph.D., Ketua MPKSDI PWM Jawa Timur.

Dalam paparannya, Mudzakkir yang juga sosiolog Universitas Negeri Surabaya ini menyampaikan bahwa terdapat karakteristik perkaderan yang khas di Jawa Timur, antara lain memiliki jumlah kader yang besar dan aktif, tersebar di berbagai daerah.

Selain itu, lanjut Ketua Umum PP IRM 2006-2008 ini, kader Muhammadiyah di Jawa Timur dikenal aktif dalam berbagai bidang, terutama pendidikan, sosial, dan kesehatan. Adanya variasi program kaderisasi yang disesuaikan dengan karakteristik lokal setiap daerah di Jawa Timur.

Kaderisasi merupakan tulang punggung keberlanjutan organisasi Muhammadiyah. Kader yang terlatih dengan baik akan mampu meneruskan visi dan misi organisasi dengan lebih efektif. Keberlanjutan kaderisasi memastikan adanya regenerasi yang sehat dan berkesinambungan di tubuh organisasi.

Dengan demikian peningkatan kualitas kader dirasa sangatlah penting. Selain itu untuk menghadapi tantangan global dan lokal, peningkatan kualitas kader menjadi sangat urgent. Kader yang berkualitas akan mampu beradaptasi dengan perubahan dan berinovasi dalam berbagai situasi.

"Peningkatan kualitas kader memastikan bahwa mereka siap menghadapi dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang," imbuhnya.

Di akhir paparannya, Mudzakkir menyampaikan bahwa dengan pemahaman yang mendalam tentang gambaran, dinamika, dan urgensi perkaderan Muhammadiyah di Jawa Timur, diharapkan upaya percepatan dan penguatan perkaderan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi organisasi dan masyarakat.

Materi kedua yaitu membahas tentang Training Needs Analysisi (TNA). Materi ini dibahas langsung oleh Cahyo Setyo Budiono, M.Hum, MPKSDI PWM Jawa Timur. Ia menyampaikan bahwa training needs analysis merupakan proses mengumpulkan informasi tentang kebutuhan organisasi yang diungkapkan atau tersirat yang dapat dipenuhi melalui pelatihan.

Kebutuhan ini bisa berupa keinginan untuk meningkatkan kinerja saat ini atau memperbaiki defisiensi. Proses penilaian kebutuhan membantu pelatih dan pihak yang meminta pelatihan untuk menentukan kebutuhan pelatihan atau defisiensi kinerja. Selain itu Ia juga memaparkan terkait tiga fase TNA.

Fase pertama adalah mengumpulkan informasi. Dalam hal ini melibatkan pengumpulan informasi yang ada atau mengembangkan informasi baru. Proses ini bisa formal atau informal dan melibatkan satu atau lebih dari enam jenis analisis kebutuhan. Fase kedua yaitu menganalisis informasi.

Setelah mengumpulkan informasi, analisis dan interpretasikan informasi tersebut, kemudian tarik kesimpulan. Fase ini paling efektif sebagai proses kolaboratif yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Fase ketiga merupakan proses membuat rencana pelatihan.

"Informasi yang dianalisis dan diinterpretasikan menjadi dasar untuk rencana pelatihan yang mengusulkan bagaimana mengatasi defisiensi kinerja," ungkapnya.

Usai paparan materi kedua, dilanjutkan dengan sharing session terkait dinamika perkaderan Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur. Materi ketiga membahas tentang strategi pengembangan pengkaderan dan merancang grand design perkaderan dalam Nasyiatul Aisyiyah yang dipandu langsung oleh instruktur.

Di akhir pertemuan luring ini juga sekaligus dilakukan prosesi pengukuhan satuan instruktur Nasyiatul Aisyiyah (SINISA) Jawa Timur oleh Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, Desi Ratnasari, S.H..

Pengukuhan ditandai dengan pembacaan surat keputusan dan penyematan pin instruktur. Dalam sambutannya, Desi menyampaikan harapannya usai pengukuhan ini semoga Nasyiatul Aisyiyah semakin banyak bermunculan kader-kader militan dan berkualitas serta para instruktur semakin siap manakala diterjunkan ke seluruh daerah-daerah di Jawa Timur.

Nurul Mawaridah