Departemen
Sosial Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur selenggarakan pelatihan
Paralegal Dasar melalui aplikasi zoom meeting 8-17 Januari 2022.
Dr.
Fal Arofah Windiani, SH. dalam studium generalnya pada pembukaan pelatihan
dasar virtual PWNA Jatim menyebutkan, sebagai organisasi remaja islam Nasyiah
hadir di masyarakat untuk menyapa remaja dan menyiapkan bibit untuk meneruskan
amal usaha muhammadiyah dan aisyiyah dalam membangun masyarakat yang
berkeadilan.
Ketua
Pimpinan Pusat Aisyiyah Majelis Hukum dan HAM tersebut menambahkan, peran nasyiah
sebagai kader pelangsung serta penyempurna perjuangan persyarikatan tak cukup
sekedar ber amar ma’ruf. Jauh lebih urgen ialah nahi munkar yang kerap terjadi
disekitar kita. Sedangkan untuk nahi munkar tersebut tentu membutuhkan strategi
yang mungkin bisa dilakukan sesuai kapasitas dan kemampuan Nasyiah itu sendiri.
“Sekedar
amar makruf saja tidak cukup. Karena sesungguhnya jurang yang paling menantang adalah
nahi munkar. Dan nahi munkar ini perlu strategi, semua perlu strategi sehingga
visi dari Nasyiah untuk amar makruf nahi
munkar menuju masyarakat yang sebenar benarnya bisa terwujud”. Tuturnya.
Seperti
kita ketahui bersama, minimnya sebaran pemberi bantuan hukum dan advokat yang
menangani kasus-kasus di daerah menjadi salah satu alasan pentingnya peran paralegal
dalam membantu agar terpenuhinya bantuan akses keadilan bagi masyarakat.
Dengan
mengusung tema “Paralegal untuk Keadilan dan Keberagaman”, Nasyiatul Aisyiyah
Jawa Timur mengajak kaum aktivis khususnya pemerhati perempuan dan anak untuk
turut serta dalam mewujudkan keadilan hukum bagi para korban kekerasan.
Sementara
itu Aini Sukriah Ketua PWNA Jawa Timur menjelaskan bahwa pelatihan paralegal
ini digagas dalam rangka mendidik para kader dalam membantu masyarakat umum
yang membutuhkan bantuan hukum.
“Pelatihan
ini bertujuan mendidik para kader untuk membantu mereka yang tidak memperoleh
hukum yang adil serta belum melek hukum. Sehingga teman teman paralegal ini
yang akan menjembatani mereka mendapat akses hukum di masyarakat”. Serunya.
Aini
menambhakan dalam menyelesaiakn sebuah kasus hukum tidak bisa berjalan sendiri,
butuh adanya kolaborasi dengan jaringan jaringan terkait sebagai perpanjangan
tangan sebagai actor yang bisa kita gandeng dalam membentu masyarakat korban
kasus tersebut.
“Kedua,
teman-teman bergandengan erat dengan jaringan jaringan yang lainnya karena kita
tidak bisa kerja sendiri, kita butuh kolaborasi dengan advokat misalnya,
kepolisisan dan anggota masyarakat di pemerintah setempat baik rt rw lurah
tingkat daerah. Ini sebagai kepanjangan tangan yang bisa kita peluk erat
bersama sebagai actor yang bsia membantu mereka para para korban”. Tutupnya.
Ria
Eka Lestari, Ketua departemen Sosial PWNA Jatim menyebutkan pentingnya Paralegal baik untuk diri sendiri
maupun orang lain di sekitar kita. Hal tersebut disebabkan banyaknya kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sulit diatasi karena terjadi di
dalam lingkungan keluarga itu sendiri.
“Beberapa
hal yang perlu diingat mengapa paralegal penting bagi diri kita sendiri maupun
orang di sekitar kita adalah dalam banyak kasus, kekerasan terhadap perempuan
dan anak sulit diatasi karena terjadi di dalam lingkup keluarga. Akan tetapi,
keselamatan jiwa tetaplah yang utama. Oleh karena itu, jangan ragu meminta
bantuan bila Anda mengetahui seseorang terancam jiwanya karena kekerasan yang
dialami”. Ujarnya.
Tari,
demikian sapaan akrabnya menambahkan melalui pelatihan yang nantinya tak hanya
materi yang disampaikan namun juga berupa kampanye-kampanye di media sosial,
harapannya orang-orang yang masih diam ketika melihat kekerasan terhadap
perempuan dan anak akan bisa speak up karena setiap orang yang mendengar,
melihat dan mengetahui terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak wajib
melakukan upaya-upaya sesuai batas kemampuannya untuk mencegah berlangsungnya
tindak pidana, memberi perlindungan kepada korban, memberi pertolongan darurat
serta membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.
Editor: Ridia Septiria